Inilah Duniaku
Kurasa, aku lihai dalam bermain kata-kata.
Didalam pekerjaan yang kugeluti, penting sekali untuk bisa menggambarkan suatu teori maupun dalil kejadian alam dan sosial,
sesuai dengan apa yang sebenarnya pernah ataupun yang akan terjadi.
Saat mengatakan sesuatu, kata-kata apa yang harus kupilih?
Sebagian dari mereka tak suka mendengar terminologi tertentu atau sangat sulit memahaminya.
Tapi, sudah bagian dari tugasku untuk memberikan pencerahan dan penjelasan yang mudah dimengerti oleh mereka, dengan pendekatan-pendekatan humanis, maupun metode untuk menjadi apriori dan menjawab semua keraguan-raguan dengan berbagai macam metodologi.
Mereka belajar dari suatu kepastian secara tekstual, yakni teori yang dirumuskan oleh para ahli.
Mereka juga meyakini, bahwa suatu yang pasti adalah hitungan secara exact, dan selalu menjadi pilihan yang unggul.
Akan tetapi mereka belum tahu, bahwa apa yang akan mereka hadapi adalah sebuah ketidakpastian.
Informasi dan pengalaman hidup yang belum mereka dapat adalah, bahwa hidup bukan saja hitungan matematis,
melainkan yang dominan adalah sebuah emosional yang terbentuk dari situasi dan kondisi kehidupan sosial-budayanya.
Semua akan berjalan sesuai dengan waktu dan kesempatannya masing-masing.
Hm….semahir-mahirnya diriku dalam bermain kata-kata dan sepandai-pandainya mereka memahami terminologiku,
aku yakin, hasilnya bukan untuk hari ini, melainkan untuk masa yang akan datang, ialah suatu ketidakpastian.
Lebih daripada itu adalah moral manusiawi.
Bagaimanapun duniaku…
Aku masih senang di ruang kerjaku
yang tak lebih dari 2 X 3 m
tapi pandanganku sungguh sangat tak terbatas
luas, menembus ruang segala mimpi
walau hanya 14 inch, aku bisa menjelajahi dunia
membiarkan imajinasiku yang liar
merambah alam maya
ditemani lagu, secangkir kopi dan sebungkus rokok
kuperkosa kau dalam ruang imajinasiku….
Kupelajari & Kutulis Sejarah dengan Tangis dan Tawa, juga Kerinduan atau Kutukan (Abel Petrus, 2001)
Studi Ilmu Sosial 