BALI ADNJANA, Kemis Pon, 1 Januari 1925

SABUNG AYAM DI BALI

ncp-mdb

Sabung Ayam di Bali

Telah menjadi kebiasaan umum di masyarakat Bali Hindu bahwa sabung ayam itu perlu sekali diadakan karena berhubungan dengan kepentingan agama. Kepercayaan tersebut telah mendarah daging kepada masyarakat Bali Hindu, terbukti kira-kira 80% yang menyukai sabung ayam itu, sedang yang tidak menyukai sangat kecil sekali jumlahnya.

Dalam lontar Tjetjantoengan disebutkan demikian: Wusing a caru wenang atabuh rah, dan wusing panglemek karya wenang atabuh rah (menumpahkan darah ayam yang disabung, hal ini bisa dilakukan dengan jalan mengambil sepasang ayam lalu disabung dengan tidak menggunakan taruhan, setelah keluar darah, maka berakhirlah dan artinya sudah menepati bunyi lontar Tjetjantoengan tersebut, dan hal ini tidaklah melanggar aturan).

Dalam kenyataannya sabung ayam itu mengandung dua maksud, yaitu :

Pertama, orang yang menyukai sabungan mengatakan bahwa sabungan itu besar gunanya diadakan karena :

  • Perlu diadakan untuk memenuhi syarat agama. Kalau tidak diadakan katanya penyakit dan bencana akan merajalela.
  • Kalau sabungan diadakan bagi kaum miskin mudah mencari rejekinya dan lebih mudah caranya karena pada saat ada sabungan ayam, harta kepunyaan orang kaya mudah keluar (terutama lintah darat) sehingga orang lain turut dapat memakianya, mudah itu juga dikarenakan pada saat sabungan para “babotoh” yang menang tidak terlalu pelit dengan uangnya melainkan kebanyakan dengan senang hati menderma kepada orang yang kekurangan dan kepada saudara-saudaranya, karena pada saat itu uangnya berlimpah.

Kedua, adalah orang yang tidak menyukai sabungan, mengatakan bahwa :

  • Telah banyak bukti yang nyata, orang yang kaya menjadi miskin dan melarat, banyak hilang kesopanannya karena pengaruh sabung ayam.

Para babotoh yang kebetulan tidak memiliki uang untuk taruhan, banyak yang akhirnya berbuat nagatif, dengan tidak takut melakukan tindakan kejahatan menipu dan mencuri.

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat silahkan copy dimana saja dan mohon kerelaannya untuk mencantumkan link berikut ini: https://abelpetrus.wordpress.com/history/bali-adnjana/sabung-ayam-di-bali/

Leave a comment