Dalam keheningan ruang kerja, ku tenggelam,
Di meja ini, terikat pada dunia maya yang tak terbatas,
Metaverse memanggilku, menggoda imajinasiku,
Namun, bayang-bayang masa lalu terus menghantui.

Di gelap malam, bayang-bayang mengintai,
Masa lalu datang dan menghantui pikiran,
Seperti setan yang tak kunjung pergi,
Mengganggu ketenangan, merayap di sanubari.

Memori yang terpendam, seakan tak henti menghantam,
Luka-luka yang tak sembuh, tak pernah beranjak pergi,
Kisah-kisah kelam terpatri dalam ingatan,
Seperti belati yang menusuk di dalam sanubari.

Namun, seperti cahaya di ufuk yang jauh,
Dunia baru muncul di depan, bersinar terang, bernama Metaverse,
Di sana, kita berdiri, berani melangkah maju,
Menghapuskan bayang-bayang lama, menggenggam masa depan yang cerah.

Metaverse, dunia maya tak terbatas,
Dimensi baru di mana realitas dan imajinasi bersatu,
Di sini, kita bisa menjadi siapa pun yang kita inginkan,
Menjelajahi tanpa batas, menciptakan karya yang luar biasa.

Dalam kata-kata, aku menelusuri dan menemukan diri,
Menyusun kembali potongan-potongan yang tercecer,
Metaverse bukanlah musuh, tetapi cermin yang memantulkan,
Siapa aku sebenarnya, melampaui masa lalu yang menghantui.

Kini, di meja kerja ini, aku bertekad dan kuat,
Menciptakan dunia baru dengan kata-kataku yang terhampar,
Menjelajahi Metaverse dengan jiwa yang berani,
Menemukan keajaiban dan membebaskan diri dari belenggu.

Dalam dunia virtual, aku menemukan kebebasan dan kekuatan,
Melangkah maju tanpa ragu, tanpa batas dan bebas,
Bahaya masa lalu takkan lagi mengendap dalam bayang-bayang,
Aku menelusuri dunia virtual dengan penuh harapan dan semangat.

Tangerang Selatan, 4 Juni 2023