FENOMENA URBANISASI:
Kemacetan di Jalan Imam Bonjol Denpasar[1]

Giovenny Rebeccamari Winardi
Siswi Kelas 8C (2012-2013) SMPK Santo Yoseph Denpasar.

Jalan Imam Bonjol merupakan salah satu nama jalan yang cukup populer di Denpasar, Bali. Kebetulan, rumahku di Perumahan Imam Bonjol Indah Regency, dekat dengan Jalan Imam Bonjol. Jalan ini berdekatan dengan Carefour, Global, Sensen, Yamaha Motor dan Sekolah JB (Jembatan Budaya). Jalan Imam Bonjol terkenal dengan kemacetan lalu lintasnya, belum lagi rumahku di dekat jalan menuju Mall Bali Galeria yang berada di Jalan Sunset Road. Jika kalian pernah melalui jalan ini tentunya kalian tahu keadaannya. Sangat macet bukan? Apalagi saat aktivitas masyarakat menjalani rutinitasnya sehari-hari dan pada saat akhir pekan.

Kelegaan yang sedikit terungkapi ketika tepat pada hari raya Idul Fitri (Lebaran) yang hampir bersamaan dengan hari raya umat Hindu (Galungan & Kuningan). Jalan raya di depan jalan masuk perumahanku, mungkin bisa terhitung jumlah kendaraan yang lalu lalang di sana, semua ini kurasakan tidak seperti hari-hari sebelumnya. Lebih enaknya lagi, toko-toko di sekitar rumah, seperti mall dan pasar swalayan masih tetap buka. Hanya beberapa toko atau warung-warung kecil tutup karena pemiliknya mudik untuk merayakan hari raya Lebaran. Namun, saat hari raya itu semua selesai, semuanya kembali normal, bahkan bisa lebih parah daripada sebelumnya. Permasalahan lain terhadap keadaan ini adalah ketidak-seimbangan ukuran transportasi (bus pariwisata, truk dan lain-lain) yang lalu lalang di Jalan Imam Bonjol pun tidak sebanding dengan ukuran jalan. Jika bus-bus tersebut parkir berjejer di jalan raya Imam Bonjol akan mengakibatkan semakin sempitnya jalan, sehingga para pengguna jalan lainnya tidak leluasa memakai jalan yang menjadi hak mereka sebagai pengendara.

Menurutku ada berbagai cara untuk mengatasi kemacetan itu: pertama, untuk pribadi kita masing-masing, yaitu dengan cara pada saat berangkat sekolah untuk membiasakan diri berangkat lebih awal dari jam kesibukan Kota Denpasar; aku juga menyarankan tidak berpergian pada saat malam minggu (akhir pekan), karena itu sia-sia, tempat-tempat yang biasa dikunjungi orang-orang pada akhir pekan pun sangat ramai; kedua, untuk kita semua masyarakat Kota Denpasar, lebih baik masyarakat yang tinggal di sekitar Jalan Imam Bonjol tidak menambah anggota baru, dan jika memungkinkan untuk bisa kembali ke tempat asal masing-masing kemudian menciptakan usaha-usaha baru agar dapat memberikan peluang-peluang kerja sehingga dapat membangun desa atau wilayah kita masing-masing. Hal ini juga dapat menghindari tingkat kepadatan penduduk yang tidak merata, terutama di kota-kota besar yang dapat mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan polusi kendaraan bermotor yang sudah berlebihan; ketiga bagi masyarakat Kota Denpasar alangkah baiknya bisa menghargai sesama pengguna jalan agar lebih tertib dalam berlalu-lintas, dan kita pun harus berhati-hati pada saat berkendaraan, karena jika terjadi kecelakaan akan memperlambat serta mengganggu lalu lintas, disamping itu juga dapat merugikan diri sendiri serta merugikan orang lain, sesama pengguna jalan; dan keempat transportasi yang tidak seimbang besarnya dengan lebar jalan, disarankan untuk parkir di tempat yang sudah disediakan, jika tidak ada tempat bisa mencari lahan parkir lain yang mungkin sedikit lebih jauh, supaya dapat menjaga kelancaran lalu lintas.

Sanjose, 11/09/2012.


[1] Tugas Geografi SMPK Santo Yoseph Denpasar, tentang Mengamati keadaan lingkungan sekitar akibat Kepadatan Penduduk.

One thought on “Fenomena Urbanisasi

Leave a comment